ABSTRAK
Perdagangan Bebas
adalah suatu model hubungan jual beli di dunia hukum internasional. Perdagangan
bebas artinya perdagangan yang tidak melakukan diskriminasi terhadap impor dan
ekspor suatu barang. Perangkat hukum internasional yang mengatur tentang
perdagangan bebas terdapat dalam dokumen Final Act Agreement on WTO yang memuat
aturan hukum internasional. Pelaksanaan perdagangan bebas dalam ASEAN-China
Free Trade Area (ACFTA) di Indonesia secara regulasi telah sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Framework Agreement on Comprehensive Economic
Cooperation Between the Association of South East Asian Nations and the
People’s Republic of China, sebagaimana telah diratifikasi, membentuk peraturan
perundangan yang berkaitan dengan ACFTA (Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2004).
Budaya masyarakat
Indonesia yang konsumtif, menjadikan Indonesia target pasar yang sangat
menguntungkan bagi Cina. Persaingan dagang yang sehat, diharapkan dapat
membangkitkan semangat pengusaha lokal. Kita sebaiknya bisa belajar dari
kesuksesan Cina mengembangkan dunia usaha dan industrinya. Hal ini jauh lebih
baik ketimbang hanya menggerutu melihat produk-produk Cina yang membanjiri
pasar dalam negeri. Merajalelanya produk-produk Cina dengan harga yang murah
dan berkualitas harus dilihat tidak hanya sebagai ancaman, namun juga sebagai
pemicu agar Indonesia bisa bergerak ke arah perbaikan.
PEMBAHASAN
Sejak perdagangan bebas
dengan Asean dan Cina mulai 1 Januari 2010 mulai berdampak pada pasar dalam
negeri. Terjadi persaingan ketat antara berbagai Negara dalam bidang
perdagangan.Jika tidak pintar menciptakan produk yang baru maka produk mereka
akan tersingkir. Seperti : Produk Indonesia dengan produk Cina yang sedang
panas beberapa tahun ini. Serangan produk Cina ke dalam pasar internasional
telah menyingkirkan produk lokal. Penjualan produk Cina pun begitu
mencengangkan, karena rata-rata penjualan produk china lebih tinggi daripada
produk Indonesia. Namun kita harus tetap optimis pasar lokal tidak akan
tersingkir oleh produk-produk Cina dengan mulai diterapkannya perjanjian
perdagangan bebas.
Faktor yang
mempengaruhi Produk dari Cina banyak diminati masyarakat Indonesia kurang
lebihnya karena harga yang murah akibat produksi massal yang diterapkan di
Cina, penampilan yang bagus dan menarik calon pembeli membeli produk Cina,
lebih inovatif untuk menjadi daya tarik, dan memiliki ciri unik. Hal ini tentu
menarik perhatian masyarakat umum untuk melirik produk tersebut.Faktor lainnya
: Pemerintah Indonesia menghapus biaya ekspor impor produk menyebabkan harga
produk china semakin murah dari harga aslinya. Dengan bea masuk Nol Rupiah,
produk China semakin menguasai pasar lokal.
Pasar produk elektronik
menjadi salah satu sektor yang dikuasai Cina (televisi, komputer, AC, dan
peralatan iptek lainnya) seperti : telepon genggam KTouch, Hitech, MyG, IMO,
eTouch, Taxco, Beyond, Startech, Mito, Mixcon, Tocal, Blueberry, Skybe. Semua
Produk Cina berupa telepon genggam terjual laris di pasaran Indonesia daripada
produk lokal telah menjadi Bukti bahwa ekspor impor Cina berada di masa
kejayaannya.
Cina semakin melebarkan
bisnis ekpor impor ke sektor yang lain, misalnya sektor kerajinan tangan, bahan
makanan, dan kosmetik dengan harga yang lebih murah dari harga asli.
Produk tekstil asal
Cina semakin mendominasi pasar Indonesia. Berbagai jenis pakaian, sandal, sepatu,
tas, jam tangan, dan aksesoris, juga membanjiri pasar lokal. Produk dalam
Negeri seolah tenggelam diantara membanjirnya produk asal Cina. Model dengan
penuh variasi dan menarik menjadikan produk cina tidak sepi dari peminat.
Budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif, menjadikan Indonesia target pasar
yang sangat menguntungkan bagi Cina. Persaingan dagang yang sehat, diharapkan
dapat membangkitkan semangat pengusaha lokal.
Namun , Tidak semua
Produk dari Cina sukses dipasarkan . Beberapa jenis produk dari Negara Cina
memiliki reputasi kurang baik dari para konsumen. Tidak seperti HP Cina dan
iPhone Cina, Sepeda Motor keluaran Cina justru redup di pasaran. Kualitas
produk buatan Cina memang selalu dipertanyakan, terlebih untuk jenis motor dan
produk kelistrikan. Konsumen lebih selektif memilih produk, dengan pertimbangan
keselamatan. Dengan membanjirnya produk Cina di Indonesia, penggunaan Standard
Nasional Indonesia penting untuk melindungi konsumen, dan menekan masuknya
produk dari Cina.
Imbas perdagangan bebas
sudah terasa di Indonesia. Pasar sudah dibanjiri oleh produk impor dari
berbagai negara. Persaingan harga produk impor dengan produk dalam negeri
sangat terasa. Dalam pengendalian harga produk harus melibatkan semua pelaku
ekonomi. Produsen lokal jangan hanya mengandalkan kebijakan pemerintah. Produk
lokal harus berani bersaing dengan produk impor.
Geliat ekspor impor
melibatkan banyak negara. Negara membuka hubungan kerjasama ekonomi hingga
terjadinya kegiatan ekspor impor barang .Barang impor dari Cina dan Taiwan
mudah ditemukan di pasar. Sebaliknya barang ekspor Indonesia dapat ditemukan di
Cina dan Taiwan.
Indonesiapun mulai
mengejar ketinggalannya dari Cina dengan mengeluarkan produk-produk elektronik
salah satunya berupa notebook. Produk-produk notebook keluaran Indonesia
memiliki keistimewaan sendiri salah satunya adalah Byon, Notebook keluaran Byon
memiliki keunggulan yang tidak ditemui oleh notebook lain yaitu dapat mengganti
komponen bagian dalam sesuka hati. Ada pula notebook Zyrex yang harganya cocok
untuk kalangan menengah. Namun, tetap saja notebook lokal tidak dapat menyaingi
notebook cina yang telah mendapatkan hak paten oleh perusahaan notebook besar
seperti compact rekanan perusahaan besar HP.
Produk lokal yang mampu
menembus ekspor antara lain: batik, mebel, ukiran kayu, mi instant, alas kaki,
fillet ikan, wig dan kopi. Barang ekspor Indonesia ini memiliki keunikan dan
pangsa pasar yang spesifik. Produk lokal yang unik, langka dan berciri khas
etnik sangat digemari oleh pembeli dari negara-negara Eropa dan Amerika
serikat. Sedangkan barang ekspor Indonesia yang memiliki pangsa pasar spesifik
disebabkan oleh banyaknya TKI yang bekerja di negara tujuan bekerja.
Negara-negara ini antara lain: Malaysia, Hongkong dan Korea selatan.
Langkah yang harus
dilakukan untuk memenangkan persaingan menghadapi strategi harga murah dari
Cina dapat dilakukan dengan :
1.
Menjalankan strategi harga lebih murah
dari Cina.
2.
Meningkatkan diferensiasi seperti
layanan pascajual yang lebih baik.
3.
Melakukan inovasi produk yang lebih
murah tetapi cukup berkualitas dengan Blue Ocean Strategy.
4.
Menerapkan strategi positioning ada
harga ada rupa.
5.
Mengenali karakteristik pembeli sangat
membantu dalam penentuan strategi.
6.
Meningkatkan kualitas dari segi bahan
baku sampai dengan desain mebel yang ada di Indonesia.
Secara umum strategi peningkatan
kualitas produk adalah strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkan suatu prduk yang di produksi oleh perusahaan dengan menciptakan
produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak agar tetap diminati oleh
buyer luar negeri. Berbicara mengenai strategi peningkatan kualitas produk
tidak hanya terbatas pada usaha untuk meningkatkan produk yang dihasilkan,
usaha untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati
oleh buyer luar negeri, serta masalah-masalah yang menghambat usaha dalam meningkatkan
kualitas produk ekspor khususnya pada produk mebel.
KESIMPULAN
Dalam upaya untuk
mengantisipasi membanjirnya produk-produk yang berasal dari negeri Cina, perlu
adanya sosialisasi bahwa masuknya produk Cina itu selain ancaman juga
kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing produknya.Pengusaha
Indonesia dituntut terus meningkatkan daya saingnya. Bukan menggerutu karena
banyaknya barang Cina yang masuk.
Masih banyak
produk-produk lokal yang tidak kalah bersaing dengan produk Cina. Selain itu,
barang-barang lokal juga sudah memiliki pangsa dan segmen pasar yang jelas
sehingga konsumen tidak serta-merta beralih ke produk Cina.Tugas kita bersama
adalah meningkatkan terus produktivitas, efisiensi dan memperbaiki teknologi
yang dipakai UMKM-UMKM Indonesia sekaligus terus mengkampanyekan cinta produk
dalam negeri.
Jumlah penduduk
Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi
negara-negara industri yang ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonominya.Itu
harus diperhatikan oleh pemerintah, dan tidak sekadar inflasi